Fakta Terbaru Rokok Elektrik

3:50:00 PM



Beberapa tahun yang lalu, rokok elektrik disebut-sebut sebagai alternatif yang aman dibandingkan rokok konvensional. Kampanye iklan mahal diluncurkan, bahwa uap yang diproduksi tidak berbahaya dan tidak akan menyebabkan efek kesehatan yang merugikan seperti rokok konvensional. Namun memang masih banyak pihak yang meragukan pendapat tersebut.

Ternyata skeptisisme tersebut dibenarkan. Menurut studi baru oleh Harvard TH. Chan School of Public Health, ternyata rokok elektrik mengandung bahan kimia dan penguat rasa yang malah bisa jadi lebih berbahaya daripada nikotin. Namun, karena kebanyakan studi medis dan laporan fokus pada konsumsi nikotin, pengaruh zat aditif dan zat penyedap jadi terabaikan.

Penyakit "Popcorn lung" (Popcorn Lung) muncul ketika pekerja pabrik popcorn terkena penyakit ini diakibatkan terus-menerus menghirup asap dan uap yang mengandung diacetyl. Perasa buatan ini adalah bahan utama dalam perasa mentega yang digunakan untuk pembuatan popcorn. Sayangnya, diacetyl tidak hanya ditemukan dalam perasa mentega saja. Faktanya, banyak industri makanan menggunakannya untuk menghasilkan rasa lainnya, termasuk permen, buah dan alkohol. Untuk studi ini, peneliti Harvard menguji 51 merek rokok elektrik yang tersedia. Temuan mereka mengejutkan. 75 persen dari e-cigs yang diuji mengandung bahan kimia berbahaya selain zat aditif yang  mematikan yaitu obliterans bronchiolitis, atau seperti yang dikenal dalam industri medis, popcorn paru.

Nama penyakit ini memang lucu. Tapi anda akan menganggapnya serius ketika mengetahui bahwa ini adalah jenis penyakit yang belum bisa disembuhkan secara medis. Sebuah kondisi ketika paru-paru anda membentuk jaringan seperti parut. Tanpa transplantasi paru-paru, kelangsungan hidup dan pemulihan bisa dikatakan nihil.

Diacetyl bukan satu-satunya kimia berbahaya ditemukan dalam rokok elektrik. Peneliti Harvard juga menemukan asetoin dan 2-3 Pentanedione, Dimana keduanya merupakan penyebab masalah pernapasan saat dihirup secara konsisten. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa produsen terus menggunakan bahan kimia ini meskipun diketahui berbahaya. Jawabannya ada dua: zat tersebut murah untuk digunakan dan kesehatan seseorang tidak lagi menjadi prioritas utama ketika ada keuntungan yang akan dibuat.

Sebuah gaya hidup yang harus dibayar mahal tidak hanya oleh isi dompet anda tapin juga kesehatan anda. Rokok elektrik menyebabkan jauh lebih besar kerugian ketimbang manfaat yang ditawarkan. Dengan semua pengetahuan yang kita miliki saat ini mengenai rokok jenis apapun, sangat mengherankan masih ada orang yang masih mau mencoba merokok, meskipun rokok elektrik.


news.Harvard.edu <<<< Artikel selengkapnya


0 komentar

Paling Banyak Dibaca